Senin, 29 Oktober 2012

Sarung Berbagai Kelas


Oleh Nur Hasnah Afdilah
Terdapat banyak model baju yang menutup syar’i untuk kaum hawa mulai dari bawahan, atasan, krudung, hingga mekena. Distro wanita lebih banyak daripada pria. Walaupun lebih sedikit banyak pria yang dalam berpakaian tetap modis, bahkan sarung yang dianggap hanya untuk ibadah tetap diperhatikan. Modelnya pun bervariasi hingga benang untuk pembutan sarung sangat diperhatikan secara detail guna menarik konsumen.
Macam-macam sarung di Indonesia beragam, di Pekalongan sendiri sarung harganya bervariasi mulai dari harga yang paling mahal sarung B.H.S hingga harga yang paling murah Rp 25.000,00 rupiah. Bapak Ma’mun seorang pengusaha yang memiliki perusahaan penyulingan cengkeh merupakan kolektor sarung. Beberapa sarung yang ia koleksi antara lain B.H.S, Wadimor, Ketjubung, Atlas, Gajah Duduk, Sutra Bali, Cap Manggis, HBI, dan Pulau Mas.
Beliau juga menambahkan dari sekian brand yang disebutkan yang paling mahal adalah B.H.S karena campuran sutranya lebih banyak. Seperti B.H.I Motifnya pun bermacam-macam mulai klasik hingga modern. Sedangkan Ketjubung lebih menitikkan pada klasik dan wadimor yang lebih cenderung dengan model kotak-kotak. Pada tahun 2012 merek terkenal mempunyai terobosan baru dengan benang sepuluh ribu seperti Wadimor, Gajah Duduk, dan Atlas. Pada tahun 2010 variasi model sarung Ketjubung masih tenun biasa, tahun 2011 tenun mulai dicampur dengan serat nanas dan sekarang pada tahun 2012 tenun sudah dicampur dengan sutra.
Tak hanya laki-laki, wanita-wanita di pondok pesantren atau ibu-ibu yang lanjut usia  pun memakai sarung. Mayoritas memakai sarung batik. Macam sarung batik diantaranya canting, tulis, cap dan sablon. Sarung untuk wanita mempunyai bahan yang berbeda dengan pria. Untuk wanita mempunyai bahan yang lembut dan ‘jatuh’. Sarung wanita yang bermodel canting dan cap biasanya dikenakan pada acara pengajian, arisan, dan kondangan sedangkan yang cap dan sablon untuk pemakaian sehari-hari.

0 komentar:

Posting Komentar