Oleh Muhammad Abdul Kholiq,
Mencoba ingat kembali , dahulu fungsi ikat pinggang hanya sebatas pengikat celana agar rapi, tidak melorot, serta mempunyai bentuk yang tidak bervariasi. Seiring perkembangan zaman, fungsi ikat pinggang tidak lagi hanya sebatas itu. Walaupun peranannya bukan sebagai kebutuhan pokok fashion, akan tetapi di zaman modernitas ini peran dan fungsi dari ikat pinggang sangat diperhatikan untuk menambah penampilan agar lebih kece dan percaya diri.
Mencoba ingat kembali , dahulu fungsi ikat pinggang hanya sebatas pengikat celana agar rapi, tidak melorot, serta mempunyai bentuk yang tidak bervariasi. Seiring perkembangan zaman, fungsi ikat pinggang tidak lagi hanya sebatas itu. Walaupun peranannya bukan sebagai kebutuhan pokok fashion, akan tetapi di zaman modernitas ini peran dan fungsi dari ikat pinggang sangat diperhatikan untuk menambah penampilan agar lebih kece dan percaya diri.
Sesuai
dengan pola pikir manusia yang kreatif, sangat kita rasakan bagaimana
pesatnya kemajuan model ikat pinggang. Bilamana dulu sering kita
jumpai ikat pinggang yang hanya monoton dan terlihat biasa aja, akan
tetapi sekarang ikat pinggang sudah didesain dengan beragam jenis dan
modenya. Beberapa ada yang terbuat dari kulit, rotan dan lain
sebagainya, terutama ikat pinggang untuk kaum pria.
Di
indonesia terdapat banyak usaha yang memproduksi ikat pinggang, akan
tetapi dari ribuan pengrajin Indonesia ini ada satu yang unik dan
menarik yakni Kerajinan Kulit Dusun
Manding, Desa Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta. Dusun manding sudah
terkenal sebagai sentra kerajinan kulit sejak tahun 1970-an.
Kerajinan kulit di desa ini dipelopori oleh tiga pemuda setempat,
yaitu Prapto Sudarmo, Ratno Suharjo, dan Wardi Utomo. Keahlian
mengolah kulit mereka dapatkan ketika bekerja di sebuah perusahaan
kulit di Kota Yogyakarta pada tahun 1947. Pada tahun 1958, mereka
memutuskan untuk pulang kampung dan mendirikan usaha sendiri dengan
memproduksi tas, jaket, ikat pinggang dan lain-lain.
Dwijo
Hadi Suyono, pemilik Toko Selly Kusuma mengisahkan, sejak ketiga
orang itu merintis usaha kerajinan kulit di Manding, banyak warga
yang tertarik mengikuti jejak mereka. Lambat laun banyak warga
setempat yang berprofesi sebagai perajin kulit. Pada tahun 1970-an,
dusun ini pun mulai menjelma sebagai kerajinan kulit. Semua
kerajinan di desa manding di produksi oleh bahan dasar kulit, mulai
dari sepatu, tas, aksesoris dan ikat pinggang. Ikat pinggang yang di
produksi oleh desa manding merupakan produk berkualitas tinggi, dan
di produksi dengan segala macam kreatifitas dan menyesuaikan dengan
model terkini. Ada ikat pinggang yang berbentuk rajutan, ada juga
yang di desain seperti nampak kulit aslinya dengan di tambahi stenlis
untuk menciptakan kesan elegan bagi pria yang memakainya.
0 komentar:
Posting Komentar