Oleh : Nur hasnah afdilah
Dahulu
orang memandang batik itu kuno, tidak modis, dan cenderung digunakan
oleh orang tua. Kini batik mulai digandrungi oleh kawula muda.
Terbukti sekarang disekeliling kita banyak di jumpai kalangan remaja
mengunakan batik. Para pengusaha memodifikasi batik dengan berbagai
bentuk dan pola yang saat ini mudah ditemui.
Salah
satu pengusaha batik yang ada dipekalongan bernama Hadi, lelaki yang
berusia 30 tahun memiliki butik dengan nama “ Fitri Fashion”.
Beliau merintis butik ini sekitar tiga tahun yang lalu. Butik
tersebut menjual berbagai macam batik sarimbit. Berdasarkan
penuturannya, batik yang ada dibutiknya terbuat dari berbagai macam
bahan sutra, gamis, odiv, haura, ABG, dan ND. Bahan yang paling
diminati remaja yaitu ABG dan haura.
Butik
Fitri Fashion berbeda dengan butik yang lainnya. Perbedaan yang
paling mendasar dari butik tersebut adalah kain berbahan pulis
(halus) dan tulis. Sedangkan kalaupun ada yang berbahan puring itu
berdasarkan permintaan reseller. Motif yang dipakai dalam
butik tersebut disesuaikan mengikuti tren masa kini. itulah yang
menjadikan motif tiap tahunnya berbeda. Bapak Hadi mempunyai butik
tidak hanya di Pekalongan, tetapi ada juga di Jakarta tepatnya di
Pasar Tanah Abang, Kendal dan Semarang. Target konsumen butik Fitri
Fashion tidak hanya untuk kaum muda tetapi juga pasangan suami istri.
Karena butik ini mempunyai produk couple atau sarimbit.
Dengan
adanya batik sarimbit membuat hasil kerajinan Indonesia semakin kaya
yang diminati dari anak kecil hingga orang tua. Dalam memilih pakaian
remaja biasanya paling teliti ketika memilih baju dengan tren masa
kini. Sekarang batik sarimbit hadir sebagai alternatif lain untuk
pemilihan baju. Modelnya tak sekuno zaman dahulu yang mebuat tidak
percaya diri jika memakainya. Kini batik dibuat menyesuaikan dengan
zaman sekarang. Contohnya saja ada batik sepasang yang bermotif
sepakbola.
Jadi,
para kaum muda mudi jangan pernah malu memakai hasil karya bangsa
sendiri. Karena batik merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah
diakui negara-negara lain di dunia. Sudah seharusnya kita patut
berbangga memakai batik. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa
lagi?.
0 komentar:
Posting Komentar